Manusia dan Tanggung Jawab
Dalam konteks sosial manusia merupakan
makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai
selera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial
harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang
telah disetujui bersama.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan
kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang,
kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada
hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap
kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang
mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser
oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin
membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada
dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri
dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah
yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia
akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia yang bertanggung jawab adalah
manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.
Macam-Macam Tanggung Jawab
Ada
beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1.Tanggung
Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri,
menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan
masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia
adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu
manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
2. Tanggung
Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil.
Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab
ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung
Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan
anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat
melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
4. Tanggung
Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh
norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika
perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu
harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.
5. Tanggung
Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah
tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai
tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan
dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya
serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk
suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal
tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan,
tanggungjawab manusia terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap
alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab
manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan.
Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab
juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah
perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan
kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan
dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila
orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti
mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi
merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan
merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban
atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian
untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian
itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang
didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara
pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu
ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata
pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata
pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih,
tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian
lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak
menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga,
biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum
tentu menuntut pengabdian
B. PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGI
a. Pengertian Pandangan
Hihup
Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah
nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh
para individu dan golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982,
pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang
hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup
mencerminkan citra dari seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan
cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan
hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit
dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi
belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang sedang berlangsung di dalam
masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan
mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya
sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu
Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia
memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin
maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu membangun
dirinya.
Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai
sehingga berfungsi sebagai pelengkap dalam pembuatan, pembenaran atau
rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup memberi pandangan pada nilai-nilai
yang dimilikinya sendiri baik Bangsa, Negara maupun manusia yang diyakini
kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk mewujudkannya.
b. Sumber Pandangan
Hidup
Macam-macam pandangan
hidup dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1) Pandangan hidup yang bersumber
dari agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki kebenaran
mutlak. Contoh, pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari Al-Quran dan
sunnah (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian
maka pandangan hidup muslim yang setia kepada islamtentang berbagaimasalah
asasi hidup manusia, merupakan jawaban muslim yang islam oriented mengenai
berbagai persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Quran dan
Hadits.
Pandangan hidup
muslim terdiri atas:
a) Pedoman hidupnya ialah Al-Quran
yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 2, yang artinya: “Kitab Al-Quran
tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang takwa”. Dan sunnah
Rasul (hadits), yang artinya: “Sesungguhnya aku tinggalkan untuk mu dua
perkara, tidak sekali-kali kamu tersesat sepanjang kamu berpegang pada
keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul (Hadits)”. (H.R.
Malik)
b) Dasar hidup ialah Islam
c) Tujuan hidupnya:
v Berdasarkan arahnya ialah:
ü Tujuan hidupnya yaitu mendapat
keridhaan Allah SWT
ü Kebahagiaan dunia dan akhirat
ü Menjadi rahmat bagi segenap Alam
v Ditinjau
dari segi lingkungan
ü Tujuan sebagai individu
ü Tujuan sebagai anggota keluarga
ü Tujuan sebagai warga lingkungan
ü Tujuan sebagai warga Negara atau Bangsa
ü Tujuan sebagai warga dunia
ü Tujuan sebagai warga alam semesta
d) Tugas hidup muslim adalah beribadah kepada Allah
e) Fungsi hidup muslim adalah:
v Sebagai khalifah diatas bumi, yaitu menerjemahkan segala sifat-Nya kedalam
perikehidupan dan kehidupan sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan
(kemampuan), melaksanakan segala yang diridhai Allah diatas persada buana
ciptaan Allah, yaitu yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 30.
v Sebagai fungsi risalah atau penerus risalah (ajaran) Nabi, pengembang tugas
dakwah kepada segenap umat manusia, yaitu yang tercantum dalam
Al-Quran surat Ali-Imran ayat 104.
f) Alat hidup muslim adalah harta menda dan segala sesuatu yang dimilikinya,
jiwa-raga dan sebagainya
g) Teladan hidupnya adalah Nabi Muhammad SAW utusan Allah SWT., yang
dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4, dan dalam Hadits yang artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia yang utama”.
h) Kawan hidup muslim dalam arti khusus adalah sumu/ istri yang taat kepada
Allah yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 34, Al-A’raf ayat 189,
At-Taubah ayat 71, dan surat Ar-Rum ayat 21.
1) Lawan hidup muslim adalah setan yang tercantum dalam
surat Al-Baqarah ayat 168, dan bangsa jin serta manusia yang
tercantum dalam surat An-Nas ayat 4-6.
2) Pandangan hidup yang
bersumber dari ideologi merupakan abstaksi dari nilai-nilai budaya suatu negara
atau bangsa. Misalnya ideologi pancasila
3) Pandangan hidup yang
bersumber dari hasil renungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau
etika hidup. Misalnya aliran kepercayaan seperti agama Animisme, Kong Chu,
Sinto, Budha, Hindu, Angtingkan, dll.
c. Ideologi
Menurut William J. Goode, dalam
bukunya Vocabulary for Sosiology (1959) ideologi mengandung
dua hal. Yaitu:
1) Unsur-unsur filsafat
yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan.
2) Pembenaran intelektual
untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi merupakan komponen dasar
terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan petunjuk hidup sehari-hari.
Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga unsur, yaitu:
a) Pandangan hidup (world
view)
b) Nilai-nilai (value)
c) Norma-norma (lenski,
1974)
Pandangan ini menunjukkan bahwa
pandangan hidup itu merupakan bagian dari ideologi. Kebudayaan dapat membuat
kemungkinan-kemungkinan menjawab pertanyaan mengapa (why) tentang sesuatu dari
kehidupan. Untuk menjawabnya, masyarakat mengepresikan hasil
kebudayaan untuk mencapai beberapa pengertian. Dalam kenyataan ternyata ilmu
pengetahuan mampu menjawap pertanyaan mengapa (why)-nya sesuatu, tetapi
sekaligus mengundang pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Pada abad ke-18 dan pada awal ke-20
banyak orang berfikir bahwa ilmu pengetahuandapat menggantikan semua kedudukan
ideologi (termasuk pandangan hidup) dan merupakan pelengkap terakhir dari keterbatasab
pandangan hidup. Sudah mafhum bahwa sains modern telah memikirkan segala
sesuatu, bahkan mendidik pribadi untuk bersikap mengambil sejumlah kemudahan
dalam rumuskan pandangan hidupnya. Tetapi, lambat laun sains tidak dapat
menghasilkan kreasinya, dalam kenyataan ia menghindar dari soal-soal yang
berdasar tentang realitas.
Dalam ideologi tindak hanya ada norma
dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-nilai. Hanya yang penting ialah
nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup. Pandangan hidup merupakan
pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran atau rasionalisasi untuk
nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan; pandangan hidup memberi
semangat kepada nilai-nilai.
Dari uraian diatas, nampak pada kita
bahwa ideologi lebih luas dari pada pandangan hidup. Ideologi biasanya tidak
dipakai dalam hubungan individu. Ideologi digunakan dalam konteks yang lebih
luas, seperti ideologi negara, ideologi masyarakat atau ideologi kelompok
tertentu. Tetapi, lahirnya suatu Ideologi dapat disusun secara sadar oleh
tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat atau golongan tertentu dari masyarakat,
yang diperuntukan bagi masyarakat.
B. MAKNA CITA-CITA
Cita-cita adalah suatu keiginan yang
terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga berarti angan-angan,
keiginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita tidak dapat dipaksakan dari
kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika. Tidak
ada dinamika berarti tidak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja.
Itu sebabnya sikap hidup hanya menimbulkan daya kreatifitas manusia. Banyak
hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan dan sikap hidup seseorang.
Cita-cita sering lkali berupa perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang
tidak ada dalam hati. Cita-cita diartikan sebagai angan-angan, keinginan,
kemauan, niat, atau harapan, keinginan ada yang baik dan ada yang buruk,
keinginan yang baik adalah keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan orang
lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.
Cita-cita berarti harapan, keinginan,
dan tujuan. Contoh cata-cita yang berarti harapan. Misalnya, Adi mendapat nilai
C bukan main kecewanya, ia mengharapkan nilai A, sebab pesiapan untuk final
yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah menguasai benar-benar materi
yang diujikan.
Cita-cita yang berarti keinginan. Maya
ingin sekali melanjutkan studinya UGM. Ia mendaftar dan mengikuti testing masuk
perguruan tinggi. Ternyata tidak lulus sehingga ia tidak dapat melanjutkan
studinya di UGM.
Contoh cita-cita tang berarti tujuan,
Nana bertujuan setamat SMA akan melanjutkan sekolahnya di Jakarta, ikut
pamannya. Ternyata tamat SMA, pamannya dipindah tugaskan keluar jawa. Hal itu
menyebabkan Nana tidak jadi melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Ada tiga katagori keadaan hati
seseorang.
a. Orang yang berhati
keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak
menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang
yang berarti keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
b. Orang yang berhati
lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu, karena itu biarpun
lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-cita.
c. Orang yang lemah,
mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi kesulitan
cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti keinginan.
C. MAKNA KEBAJIKAN
Kebajikan dapat
diartikan kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan,
keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Manusia berbuat kebaikan
karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci).
Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat kebaikan. “sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”. (Q. S AN-Nahl =
90).
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh
yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia
meninggal. Karena pribadi merupakan, manusia mempunyai pendapai sendiri, ia
mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya.
Manusia merupakan makhluk sosial:
manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling tolong
menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling
mencurigai, saling membanci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai
makhluk tuhan, diciptakan manusia dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu
manusia di lengkapi kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi
yaitu:
a. Manusia sebagai
pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah
suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau
tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati
sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau
mendengarkannya.
b. Manusia sebagai
anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat. Suara
hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap
baik.
c. Manusia sebagai
makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Kebajikan berasal dari dua sumber yaitu:
a. Manusia sebagai
khalifah dimuka bumi ini (Q. S AL-Baqarah: 30)
b. Allah Yang Maha Kuasa,
yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya.
Kebajikan Tuhan adalah berupa
karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman kepada Tuhan, mereka tidak percaya
adanya kebajikan yang berasal dari karunia-Nya, tetapi bagi orang yang beriman,
ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah karena karunia-Nya juga, manusia
hanya sebagai perantaraannya saja.
Kebajikan dapat dikelompokkan dalam
tiga, yaiu:
a. Kebajikan yang berupa
tingkah laku, misalnya sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW merupakan Rahmatan
Lil’alamin.
b. Kebajikan yang berupa
benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila tidak diamalkan maka harta tersebut
hanya berjasa bagi pemiliknya saja, bila diamalkan harta demikian berfungsi
untuk sosial.
c. Kebajikan yang berupa
benda yang tak berwujud, misalnya ilmu pengetahuan, kemampuan dan keahlian
untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah mengatakan bahwa. “Ilmu yang
tidak di amalkan ibarat pohon yang tidak berbuah”. Tetapi ilmu yang
diamalkan memiliki makna kebajikan dan keutamaan yang dalam sekali. Nabi
Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang di kehendaki baik oleh Allah maka
ia di pintarkan dalam hal keagamaan dan diilhami oleh-Nya kepandaian dalam hal
itu”. (H. R Bukhari, Muslim, Tabrani).
Hadits diatas menjelaskan bahwa betapa
tinggi nilai ilmu pengetahuan itu sehingga dipersamakan seiring dengan derajat
kenabian, betapa pula rendahnya suatu amalan yang sunyi dari ilmu pengetahuan,
sekalipun yang beramal ibadat itu tentunya tidak terlepas dari pengetahuan cara
ibadat yang senantiasa di kekalkan mengerjakannya, maka jika tanpa pengetahuan
cara peribadatannya pastilah bukan ibadat namanya.
Contoh seperli wasiat Luqman kepada
anaknya: “Hai anak ku, pergaulilah para alim ulama dan rapatilah mereka itu
dengan kedua lutut mu, sebab sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati dengan
cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit”.
Hidup adalah kegelapan
Jika tanpa hasrat dan keinginan
Hasrat adalah butang
Jika tanpa pengetahuan
Dan pengetahuan adalah hampa
Jika tidak diikuti pelajaran
Semua pelajaran akan sia-sia
Jika tidak disertai cinta
(KAHLIL GIBRAN)
D. KEPERCAYAAN/ KEYAKINAN
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
(bahan ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit
Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur,
dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur
itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan
hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak
mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya dapat berusaha
dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karena itu
manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua
yaitu:
ü Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi,
sifatnya tetap dan tidak berubah
ü Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran
manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan
agama.
Apabila aliran naturalisme ini di
hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan.
Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin
bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan
hidup keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur
dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan
itu kebajikan natur dan pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut
pandangan hidup komunisme.
b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau
logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir. Mana yang
benar menurut akal itulah yang baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati
nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati,
sehingga timbullah istilah “Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan
hidup itu dilandasi oleh keyakinan, kebenaran yang diterima akal. Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal.
c. Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah kekuatan gaib dan
juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,
yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal,
baik sebagai logika berfikir maupun sebagai lohika rasa. Jadi, apa yang benar
menurut logika berfikir, juga dapat diterima oleh hati nurani. Logika berfikir
tidak ditekankan pada logika berfikit individu, melainkan logika berfikir
kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini adalah disebut sosialisme akal dalam
arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa, logika berfikir
secara individual maupun kolektif. Pandangan hidup ini disebut sosialisme
religius. Dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup
sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup
sosialisme religius menekan pada logika berfikir kolektif dan individual.
Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada hati nurani,
sedangkan sosialisme religius mengutamakan kedua-duanya, logika berfikir dan
hati nurani.
E. MAKNA SIKAP HIDUP
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, apatis atau sikap
optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.
Sikap itu penting, setiap orang
mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya.
Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap
ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer yang bersikap
tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik
kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan
lingkungan.
Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti
manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa
sikap etis dan nonetis. Sikap etis ini disebut juga sikap positif yaitu sikap
lincah, sikap tenang, dikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati
dan sikap bangga.
Sikap nonetis atau negatif ialah sikap
kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, sikap rendah diri.
Sikap-sikap itu harus di jauhkan dari diri pribadi, karena sangat
merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.
Dalam berbagai perpustakaan, khususnya
yang menelaah sikap manusia, ada semacam kesepakatan bahwa sikap tidak lain
merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang berarti bahwa sikap
seseorang terhadap objek tertentu pada dasarnya merupakan hasil penyesuaian
diri seseorang terhadap objek yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh
lingkungan susial serta kesediaan untuk bereaksi terhadap objek tersebut
Dalam kurun waktu setengah abad terakhir
inipengkajian terhadap sikap manusia, khususnya yang dilakukan oleh disiplin
spikologi sosial, ada yang mengatakan sikap berpangkal pada pembawaan atau
kepribadian, ada yang menempatkan sikap sebagai motif atau sesuatu kontruk yang
mendasari tingkah laku seseorang, dan ada pula yang mengidentikkan sikap sengan
keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep-konsep yang dikembangkan oleh
seseorang. Bahwa mengidentifikasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung
akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih
tertutup. Secara operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi ada
kesesuaian reaksi terhadap katagori stimulus tertentu, sementara dalam
penggunaan praktis sikap sering kali dihadapkan dengan rangsang sosial dan
reaksi yang bersifat emosional.
Menurut T. M. Newcomb, sikap manusia
bukanlah suatu kontruk yang berdiri sendiri, akan tetapi paling tidak ia
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan yang lain, seperti dorongan,
motivasi, nilai-nilai sikap. Dorongan adalah keadaan organisme yang
menginisiasikan kecendrungan kearah aktivitas umum. Motivasi adalah kesiapan
yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku dan bermotivasi.
Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku bermotivikasi,
sedangkan nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yang bernilai terhadap
berbagai pola sikap dapat.
Menurut Van Peursen dalam bukunya
strategi kebudayaan mengenai aktualisasi sikap manusia dari zaman ke zaman
dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan tersebut, melihat adanya 3 periode
peralihan yang mencolok yang dialami manusia pada umumnya. Ketiga pagiode itu
adalah:
a. Tahap mitis ialah
sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib
disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan
b. Tahap antiologi ialah
sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan, ia menyusun suatu ajaran
atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu (antologi) dan mengenai
segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu)
c. Tahap fungsianal ialah
sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam diri manusia modern. Ia tidak
begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap mitis), ia tidak lagi dengan
kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya (sikap antologis).
Sementara itu Franz Magnis Suseno
melihat adanya dua bahaya yang terjadi kendala bagi manusia dalam upaya
memenuhi ataupun mempertahankan sikap hidup, kedua bahaya yang dimaksud adalah
nafsu dan pamrih.
Nafsu adalah perasaan-perasaan kasar
yang bisa menggagalkan kontrol diri manusia dan sekaligus membelenggunya secara
buta secara lahir. Nafsumemperlemah manusia karena pemborosan kekuatan-kekuatan
batin tanpa guna. Seseorang yang dikuasai nafsu, boleh jadi tidak lagimenuruti
akal budinya, tidak bisa lagi mengembangkan segi-segi halusnya, semakin
mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik dan ketegangan-ketegangan dalam
masyarakat dan pada instansi terakhir, membahayakan ketentraman.
Pamrih dan egoisme juga menjadi musuh
manusia. Ini bias dimengerti mengingat seseorang yang bertindak lantaran pamrih
semata-mata biasanya cendrung mengusahakan kepentingannya sendiri tanpa
memperdulikan kepentingan masyarakat. Dilihat dari kacamata sosial pun pamrih
itu selalu mengacau karena merupakan tindakan tanpa perhatian terhadap
keselarasan sosial. Selain itu pamrih sekaligus memperlemah manusia dari
dalam, karena sikap yang mengajar pamrih biasanya akan memutlakkan
kekuatannya sendiri. Dengan demikian itu ia mengisolasikan dirinya sendiri dan
memotong diri dari sumber kekuatan batin yang tidak terletak dalam
individualitasnya, melainkan dalam dasar yang mempersatukan semua kekuata pada
dasar jiwa mereka.
Menurut Soetrisno dalam bukunya Falsafah
Hidup Pancasila sebagaimana tercermin Falsafah Hidup Orang Jawa, ia melihat
adanya tiga, yaitu:
a. Selalu ingin menang
sendiri
b. Selalu ingin benar
sendiri
c. Hanya mementingkan
kebutuhannya sendiri
Selain yang tertera diatas ada juga
sikap lain yang dianggap kurang baik, yaitu kebiasaan untuk menarik keuntungan
sendiri dari setiap situasi tanpa memperhatikan masyarakat kecendrungan untuk
memperoleh hak yang lebih dibanding orang lain dengan alasan juga yang
diberikannya.
F. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik manusia
ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi
mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu
diantara keunggulan manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu pihak
manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris
yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan juga dapat
dikatakan rumusan:
a. Orang yang sulit
menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
b. Juga karena ia sendiri
menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak yang melanggar
prinsip-prinsip yang dikatakan.
c. Dan khawatir kalau ada
kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang
di bimbing.
Menurut Drijarko S. J. Mengatakan bahwa
manusia itu serba terhubung dengan dunia jasmani sekitarnya, terhubung erat
dengan masyarakat dan akhirnya manusia itu tergantung seluruhnya pada yang ada,
yang mutlak, yaitu Tuhan.
Pandangan hidup adalah Filsafat hidup.
Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah bentuk
kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat diterima oleh siapa saja.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa
manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap
dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang
fisik maupun yang non fisik, seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan,
ketakutan.
Banyak orang yang pandangan hidupnya
didasari pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya;
pada waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati kematiannya mulai berbuat
seperti orang-orang yang hidup beragama.
Jadi pandangan hidup merupakan
keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan
dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan demikian bahwa pandangan
hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya manusia tidak
memahami dan menyadarinya, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu agama
semata-mata atau sadar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya
pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya, atau sering dikenal dengan agama
KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi
Muhammad SAW: “Agama adalah akl, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak
berakal”.
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut adalah
agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan
akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini di tegaskan dalam
firman Allah SWT, surat Al-Baqarah ayat 236 yang artinya: “Tidak ada paksan
untuk memasuki suatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang
benar dan jalan (agama) yang salah”.
Dalam firman Allah SWT itu tersirat
bahwa betapa Dia menghargai akal manusia. Dia hanya menawarkan atau
mendorongkan ini yang baik dan ini yang buruk. Akhir keputusan terserah kepada
manusia, sebab manusia mempunyai akal. Dan Allah SWT telah berfirman dalam
surat Ali Imran ayat 19 yang artinya: ”Agama yang benar bagi Allah itu
hanyalah Islam”. Namun agama apa yang akan dipilih oleh manusia sebagai
sandaran hidupnya, diserahkan hidupnya kepada manusia itu sendiri.
Pandangan hidup ternyata sangat penting,
baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah
sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus
betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Pandangan hidup berbeda dengan
cita-cita. Cita-cita misalnya:
ü Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia
ü Ingin punya suami tinggi, tampan (simpatik), pilot dan setia
ü Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
Ingit hidup selamat,
bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan hidup:
ü Hidup bahagia, sejahtera
ü Hidup sejahtera, penuh kebahagiaan dan cinta kasih
ü Hidup panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh
cinta kasih
0 komentar
Posting Komentar